This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Rayakan Valentine dengan Kartu Berumur 70 Tahun

MANUSIA DAN CINTA KASIH
Desliana Carolina
14/02/2011 09:22 | Hari Valentine
Liputan6.com, London: Harry dan Doris Ward adalah pasangan suami-istri asal Inggris yang telah menikah selama 69 tahun. Jika dilihat sekilas, tidak ada yang istimewa dari pasangan ini. Namun ada satu hal yang membuat pasangan yang satu ini patut untuk dicontoh. Pasalnya mereka merayakan Valentine Day dengan kartu yang sama setiap tahun selama 70 tahun berturut-turut. Keduanya mengaku kartu tersebut adalah saksi bisu dari lika-liku kisah cinta mereka.


Pasangan yang dikaruniai dua anak, dua cucu dan empat cicit ini pertama kali bertemu di 1941. Kisah mereka berawal dari pertemuan di sebuah kafe yang terletak di Bristol-Inggris. Harry muda yang saat itu berumur 17 tahun terpesona oleh kecantikan Doris. Keduanya lalu memutuskan untuk merajut kasih dan merayakan hari kasih sayang pertaman mereka pada 14 Februari 1941. Tanggal itu pulalah yang tercantum pada kartu istimewa setua 70 tahun tersebut.


"Aku tahu Doris adalah belahan jiwaku sejak pertama kali kami bertemu. Perayaan Valentine pertama kami sangat manis dan sampai saat ini dia masih menjadi kencan Valentine saya," kata Harry.


Sejak saat itulah keduanya merayakan hari kasih sayang dengan kartu yang sama. Ketika mendekati 14 Februari, Doris akan mengeluarkan kartu berumur 70 tahun itu dan menempatkannya di dekat tempat mantel. Yang membuat setiap kerabat yang melihatnya kagum akan kekuatan cinta mereka.


Ketika ditanya resep rahasia awetnya cinta mereka, Doris hanya tersenyum dan mengatakan, "Harry adalah orang yang sangat romantis. Kami tidak pernah pergi tidur tanpa ciuman selamat malam. Kami masih saling cinta sama seperti sejak ia memberikan kartu itu untuk pertama kalinya." (Telegraph/YUS)

Kesimpulan:
Kita sebagai manusia tentu memiliki rasa cinta dan kasih kepada sesama. Cinta adalah rasa sayang dan rasa mengasihi yang dimiliki oleh manusia, tidak semua individu bisa mencintai individu lain nya, tidak setiap individu bisa mengasihi individu lain nya, karna hanya individu yang benar-benar mengasihi seorang individu yang bisa merasakan arti Cinta dan Kasih.Cinta dan Kasih adalah hal yang lumrah yang dirasakkan oleh setiap manusia, karna manusia belum dikatakan sempurna jika belum memiliki rasa Cinta dan Kasih, ketika manusia tidak memiliki Cinta Kasih, manusia tersebut tidak ubahnya seperti robot.

Sumber:
http://gayahidup.liputan6.com/read/320277/rayakan_valentine_dengan_kartu_berumur_70_tahun
0 komentar

Giliran Angklung Masuk Daftar UNESCO

NILAI ILMU BUDAYA DASAR


Anri Syaiful

18/11/2010 16:18

Liputan6.com, Jakarta: Setelah batik, keris dan wayang, kini alat musik tradisonal angklung diakui UNESCO. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu menilai angklung Indonesia memenuhi kriteria sebagai warisan budaya tak benda dunia. Beberapa alasan utamanya, angklung adalah seni musik yang mengandung nilai-nilai dasar kerja sama, saling menghormati dan keharmonisan sosial, yang merupakan bagian utama identitas budaya masyarakat di Jawa Barat dan Banten.

Dimasukkannya angklung ke dalam representative list of humanity akan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya arti warisan budaya tak benda, dan mempromosikan nilai-nilai kerjasama, disiplin dan saling menghormati.

Langkah-langkah pelestarian yang dilaksanakan Indonesia telah melibatkan kerja sama menyeluruh antara seniman, pemerintah dan masyarakat dengan tujuan mendorong tersebarnya pengetahuan angklung dalam konteks formal dan informal. Selain itu, diselenggarakannya lebih banyak pertunjukan kesenian angklung, berkembangnya kerajinan angklung, dan keberlanjutan tanaman bambu yang menjadi bahan baku angklung.

Pertimbangan lain, nominasi angklung mencerminkan luasnya partisipasi komunitas baik dalam usaha-usaha pelestarian dan dalam proses penyusunan nominasi angklung ke UNESCO, yang dilaksanakan melalui konsultasi formal.

Seluruh upaya pemerintah Indonesia tersebut merupakan perwujudan komitmen sebagai negara pihak Konvensi UNESCO tentang Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda yang berlaku sejak 2003. Konvensi ini telah diratifikasi 132 negara, termasuk Indonesia pada 2007.

Konvensi tersebut menekankan perlindungan warisan budaya tak benda, yaitu tradisi bertutur dan berekspresi, ritual dan festival, kerajinan tangan, musik, tarian, dan pergelaran seni tradisional.

Sidang UNESCO dibuka oleh Wakil Presiden Kenya Stephen Kalonzo Musyoka yang didampingi Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova dan Dr. Jacob Ole Miaron, Ph.D sebagai chairperson (presiden persidangan) dari Kenya. Sebanyak 460 peserta hadir sebagai utusan maupun perwakilan dari negara-negara bersangkutan, peninjau, perwakilan organisasi internasional, perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan pakar budaya.(ANS/Ant)


Kesimpulan:

Ilmu Budaya Dasar merupakan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan dengan adanya ilmu dasar ini diharapkan manusia akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus.

Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.


Jadi: Kita sebagai WNI yang mencintai budaya yang kita miliki kita harus melestarikan kebudayaan yang kita miliki agar tidak diakui oleh Negara lain.


Sumber:

http://berita.liputan6.com/sosbud/201011/307176/giliran_angklung_masuk_daftar_unesco

0 komentar

Rambu Solo`: Gerbang Menuju Alam Baka

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP



14/05/2005 13:44
Liputan6.com, Tana Toraja: Suatu hari di dataran tinggi Tanah Toraja. Saat itu, malam kian kelam ketika rembulan memancarkan pantulan cahayanya. Di sekeliling halamanTongkonan atau rumah adat Tana Toraja terlihat sanak saudara dan para keluarga mendiang Ne Ne Lai Sumule berkumpul menandai dimulainya pembukaan ritual pemakaman adat Toraja. Suasana pun menjadi sakral ketika mereka bersama-sama melantunkan syair kesedihan dalam tarian Mabadong. Tarian ini menyimbolkan ratapan kesedihan mengingat jasa mendiang semasa hidupnya serta sebagai ungkapan dukacita bagi orang-orang yang ditinggalkannya.


Adapun, orang Toraja meyakini, seorang bangsawan akan mendapatkan tempat yang terhormat dalam strata sosial masyarakat. Mereka selalu menjunjung tinggi orang yang berstatus bangsawan untuk dihormati serta dicintai layaknya seorang raja. Pandangan semacam inilah yang acap ditemui di dalam masyarakat adat Toraja hingga sekarang.


Tana Toraja di Sulawesi Selatan adalah daerah yang indah. Wilayah kabupaten ini didominasi dataran tinggi. Hamparan pegunungan dan perbukitan pun seolah menjadi saksi bisu asal muasal kehidupan manusia di sana. Di kaki pegunungan Kandora, misalnya. Di sinilah beragam kisah dan legenda mengiringi munculnya masyarakat Toraja.


Syahdan, sekitar 15 abad lampau, sekumpulan imigran dari Teluk Tongkin, daratan Cina, berlabuh di kawasan pegunungan sebelah barat Sulsel. Para imigran asal Indo Cina ini akhirnya memilih menetap dan membaur dengan penduduk asli di pedalaman. Akulturasi atau percampuran budaya mereka inilah yang kemudian sering disebut kebudayaan Toraja.


Dalam bahasa Bugis Sindendereng, Toraja diartikan sebagai orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan. Namun masyarakat Toraja menyebut dirinya sebagai orang maraya atau keturunan bangsawan. To artinya tau atau orang, Raya dari kata maraya yang berarti besar.


Legenda Toraja pun mengisahkan, pegunungan Kandora merupakan tempat keturunan bangsawan bernama Puang Sawerigading bernaung. Di kaki gunung ini pula istri Puang Sawerigading bernama Puang Pindakati bersemayam. Secara turun-temurun mereka bermukim dan berkuasa di wilayah Tengan atau sekarang dikenal dengan sebutan Mengkendek--Kecamatan Mengkendek.


Kala itu, penduduk Toraja masih menganut kepercayaan animisme, yakni Aluk Tadolo. Mereka mempercayai adanya kehidupan yang kekal setelah kematian. Lantaran itulah, mereka tidak mengenal konsep surga maupun neraka dalam ajaran hidupnya. Kendati demikian, orang Toraja percaya bahwa alam baka merupakan persinggahan terakhir di dalam fase kehidupan yang kekal.


Zaman pun berganti. Ada yang tak berubah, salah satunya adalah pematang sawah masih menghampar luas di bawah kaki Gunung Kandora. Memang, sejak berabad-abad lampau, daerah nan subur ini menjadi tumpuan masyarakat Toraja yang berada di daerah Makale. Seperti kehidupan masyarakat pedesaan pada umumnya, sebagian besar masyarakat Toraja menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan beternak kerbau.


Tak mengherankan, bila di Tana Toraja banyak dijumpai rumah yang menyerupai perahu Cina biasa disebut Tongkonan. Rumah adat ini dilengkapi dengan lumbung tempat menyimpan padi sekaligus sebagai lambang kebesaran dan kesejahteraan masyarakat Toraja.


Dulu, Tongkonan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan sosial. Lantaran itulah jarang sekali rumah adat Tongkonan dimiliki secara perseorangan. Namun harus dimiliki secara bersama dan turun-menurun. Selain bentuknya yang menyerupai perahu Cina, setiap panel depan rumah terpasang untaian tanduk kerbau yang melambangkan status sosial dan kebangsawanan bagi penghuninya.


Status kebangsawanan orang Toraja mudah dikenali, terutama saat mereka melakukan ritual pemakaman orang yang meninggal dunia. Berbeda dengan masyarakat biasa, para bangsawan suku Toraja jika meninggal dunia jenazahnya diawetkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan. Ciri lainnya, jenazah bangsawan biasanya dimakamkan di atas tebing maupun gua-gua di wilayah Tana Toraja beserta harta benda kesukaan mereka.


Umumnya, harta benda kesukaan mendiang dimasukkan dalam peti bersama jenazah sebelum dimakamkan. Menurut penghulu adat Marten Ruruk, barang-barang ini diyakini menjadi bekal atau perkakas ke alam baka. Kebiasaan ini banyak dijumpai di kawasan Tebing Londa, Kecamatan Sangala, Tana Toraja. Di sana ada sekitar puluhan jenazah dikubur bersama hartanya di dalam gua.


Sejak dahulu kala hingga sekarang, orang Toraja memang mewarisi kebudayaan megalit atau zaman batu. Pewarisan nilai sejarah tersebut dapat terlihat di dalam setiap upacara pemakaman para bangsawan. Ini menandakan tradisi kebudayaan purbakala memang melekat erat dalam adat istiadat masyarakat Tana Toraja. Peninggalan masa megalit atau megalitikum. Tengok saja batu-batu menhir setinggi tiga meter yang berada di sana. Orang Toraja menyebutnya sebagai simbuang batu.


Dalam ritual pemakaman, simbuang batu berfungsi sebagai tempat mengikat kerbau yang akan dikurbankan dalam upacara. Konon, batu menhir ini ditancapkan pertama kali tahun 1657. Ketika itu ratusan ekor kerbau dikurbankan untuk upacara pemakaman Dinasti Rante Kalimbuang.


Kini, zaman telah berubah, seiring munculnya agama-agama Samawi yang mengubah keyakinan agama orang Toraja. Kendati begitu, tradisi dan budaya leluhur mereka masih dipegang erat. Tradisi leluhur inilah yang kemudian menjadi perekat kekerabatan masyarakat Toraja akan tanah kelahiran nenek moyang mereka.


Saat prosesi pemakaman adat Toraja yang dinamakan upacara Rambu Solo`, misalnya. Boleh dibilang, Rambu Solo` adalah ritual yang sangat panjang dan melelahkan. Sebab kematian bukanlah akhir dari segala risalah hidup. Maka, suatu kewajiban bagi keluarga untuk merayakan pesta terakhir sebagai bentuk penghormatan kepada arwah yang akan menuju ke alam puya atau alam baka.


Biasanya pesta kematian berjalan hingga berhari-hari. Tak sedikit pula biaya yang harus dikeluarkan pihak keluarga untuk membiayai jalannya prosesi Rambu Solo`. Selama itu, jenazah disemayamkan dalam peti rumah duka.


Walau secara medis seseorang telah dianggap meninggal dunia, berdasarkan adat istiadat Toraja, orang yang mati dianggap sedang tidur selama keluarga belum menjalankan upacara Rambu Solo`. Contohnya mendiang Ne Ne Lai Sumule. Dia meninggal sejak enam bulan silam. Namun secara adat ia masih diperlakukan layaknya orang yang menderita sakit.


Kini, malam semakin larut. Ritual demi ritual pun telah dijalankan. Sekarang saatnya pihak keluarga melangsungkan ritual Ma`tundan atau membangunkan arwah. Seiring dimulainya Ma`tundan, suasana duka kembali tergurat di wajah sanak saudara dan orang-orang terdekat dari mendiang. Air mata pun jatuh bercucuran sebagai wujud orang yang mereka cintai bakal pergi selamanya.


Dan, hari ini, status sosial kebangsawanan itu terlihat pada bagian upacara Rambu Solo` atas kematian Ne Ne Lai Sumule. Padi yang tersimpan dalam lumbung tengah dipersiapkan untuk ditumbuk. Ritual tumbuk padi biasa dilakukan kaum wanita yang sudah tua yang memiliki kemahiran memainkan lesung dan bambu.


Bunyi-bunyian lesung dan bambu tersebut dilakukan bersamaan dengan prosesi pemindahan jasad Ne Ne Lai Sumule dari rumah duka untuk disinggahkan ke rumah adat Tongkonan untuk disemayamkan selama satu malam.


Maka, sanak saudara dan keluarga bahu-membahu mengangkat peti jenazah yang beratnya mencapai 100 kilogram untuk dinaikkan ke dalam rumah adat. Menurut adat Toraja prosesi ini melambangkan penyatuan kembali jenazah dengan para leluhurnya. Di dalam rumah adat, peti berisi jasad Ne Ne Lai itu harus dijaga semalam suntuk oleh sanak keluarga.


Hari pun berganti, kini saatnya melanjutkan prosesi pemindahan peti jenazah. Panas terik matahari pun tak mengurangi warga sekitar untuk menghormati Ne Ne Lai Sumule. Mereka telah berkumpul di lumbung rumah adat untuk melanjutkan prosesi pemindahan peti jenazah dari rumah adat ke lumbung padi.


Maka tarian penghormatan pun dilakukan. Kain merah dibentangkan sebagai lambang kebesaran suku Toraja. Sanak saudara dan warga bahu-membahu mengantarkan peti jenazah ke bawah lumbung.


Ketika peti mati diturunkan, sorak-sorai bergema di antara penduduk. Warga mencoba mengatasi beban berat yang bertumpu di atas pundak mereka. Kain merah atau lamba-lamba ini dibentangkan sebagai simbol jalan yang harus dilalui jenazah.


Akhirnya, sampailah peti jenazah di lumbung yang letaknya tepat di bawah rumah adat. Dalam keyakinan masyarakat Toraja, peletakan jasad ke dalam lumbung selama tiga malam itu menandakan jasad mendiang telah menuju pada fase kematian yang sebenarnya.(ANS/Tim Potret)

Kesimpulan:

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pendapat hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,pedoman,arahan,petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.


Sumber:

http://berita.liputan6.com/progsus/200505/101475/rambu_solo_gerbang_menuju_alam_baka

0 komentar

Ketua MK: Negara Harus Mewujudkan Keadilan

MANUSIA DAN KEADILAN

Zumrotul Muslimin
Mahfud MD

20/03/2011 00:08
Liputan6.com, Medan: Ketua Mahkamah Kontitusi Mahfud MD mengatakan negara dibentuk adalah untuk mewujudkan suatu keadilan bagi rakyat. "Oleh karena itu keadilan yang dicita-citakan oleh segenap rakyat harus dapat diwujudkan," kata Mahfud dalam pidato sambutan peresmian "Monumen Nasional Keadilan" di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (19/3).


Mahfud mengatakan, dengan mewujudkan keadilan dapat menciptakan pembangunan nasional yang meningkat baik untuk kesejahteraan rakyat maupun bangsa dan negara. Keadilan juga dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, rakyat yang semakin maju, serta dapat melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan untuk kemajuan negeri ini.

"Keadilan itu juga dapat mengurangi angka kemiskinan di suatu negara, dan juga dapat memajukan rakyatnya," kata Mahfud. Selanjutnya Mahfud menjelaskan, terjadi berbagai masalah di berbagai daerah Tanah Air dikarenakan rakyat di daerah itu merasakan tidak adanya keadilan. Seperti yang terjadi di Provinsi Papua.

Lebih jauh Mahfud menjelaskan, kalau di suatu negara yang dibentuk tidak ada lagi rasa keadilan, apa gunanya negara tersebut. "Jadi keadilan itu juga sangat menentukan bagi perkembangan dan kemajuan suatu negara," katanya. Suatu negara harus menciptakan rasa keadilan sehingga tidak ada lagi masyarakat yang merasa diperlakukan tidak adil.(ANT/JUM)

Kesimpulan:
Keadilan merupakan hal yang harus dilakukan manusia dalam menjalani kehidupannya, karena dengan keadilan manusia akan mendapatkan hak dan kewajiban yang harus diterima olehnya, oleh karena itu keadilan itu harus selalu ditegakkan, dan makna keadilan itu sendiri terdapat di berbagai agama dan di seluruh dunia, yang menyatakan bahwa keadilan itu harus ditegakkan.

Sumber:
http://berita.liputan6.com/sosbud/201103/325219/ketua_mk_negara_harus_mewujudkan_keadilan
0 komentar

Seni Tubuh Mencari Jati Diri

MANUSIA DAN KEINDAHAN

08/01/2009 01:54
Liputan6.com, Jakarta: Berbagai macam cara dilakukan orang untuk mengekspresikan diri. Body piercing atau tindik tubuh adalah salah satu ajang untuk eksperimen dan eksplorasi seni pada tubuh. Piercing tak sekadar jadi ekspresi seni, tapi telah menjadi bagian dari gaya hidup. Berbagai bagian tubuh ditindik demi mendapatkan keindahan dan sensasi. Mulai dari bagian wajah hingga sudut-sudut tubuh. Bahkan, yang vital pun ditindik untuk mendapatkan kepuasan ekspresi.

Seni mengekpresikan diri lainnya adalah menato tubuh. Seni yang tergolong paling tua di muka bumi ini masih amat digemari sebagian kalangan. Tua muda, pria wanita, menyukai tato. Bahkan, tato amat bermakna bagi sang empunya. Kini, tato bukan lagi simbol gambar untuk menakuti-nakuti orang, namun menjadi sarana ekspresi yang seksi dan trendi. Bukan cuma bagian lengan, kaki, dan punggung. Tapi, juga merambah payudara dan bagian-bagian amat vital serta sangat pribadi lainnya dari kaum hawa.

Mengekspresikan diri juga bisa dituangkan di tembok-tembok kota berukuran besar. Ciri khas seni pinggiran ini menjadikan ruang publik sebagai pengganti kanvas. Ini membuat seni mural tampak berbeda dan khas. Kondisi sosial masyarakat kerap menjadi tema utama goresan, sapuan, dan semprotan cat dari seniman seni mural.

Berbeda dengan seni mural, seni mengecat tubuh atau body painting menggunakan tubuh manusia sebagai media lukis. Biasanya, diperagakan kaum perempuan. Lekuk-lekuk sang model penuh warna-warni membuat benar-benar menjadi lebih hidup. Untuk lebih lengkapnya, saksikan dalam tayangan video Eksis edisi 7 Januari 2009. Selamat menyaksikan.(BOG)

Kesimpulan:
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.

Sumber:
http://berita.liputan6.com/progsus/200901/171069/seni_tubuh_mencari_jati_diri

0 komentar

Surip, Puluhan Tahun Hidup Lumpuh

MANUSIA DAN PENDERITAAN

Hery Prasetyo
08/04/2011 05:48
Liputan6.com, Wonogiri: Kemiskinan dan penderitaan menjadi bagian dari hidup Surip. Sejak usia lima tahun, warga Dusun Ngasinan, Desa Mlokomanis Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, itu hanya bisa tergolek pasrah. Kedua tulang kaki Surip kaku dan seolah mengecil hingga tak mampu membawanya melangkah.

Hal serupa juga terjadi pada kedua tangannya. Tak ayal, Surip pun hanya tergolek lemah di amben atau tempat tidur kayu tua di salah satu ruangan rumah gubuknya.

Penderitaan wanita 40 tahun ini berawal saat dia menderita sakit panas. Lantaran miskin, sang ibu hanya mengobatinya dengan membakar sabut kelapa di bawah amben agar tubuhnya hangat dan kembali siuman. Setelah ibunya meninggal, kini Surip hidup dari belas kasihan para tetangganya.

Hingga kini, selama 35 tahun menderita lumpuh, Surip tak pernah sekalipun pergi berobat ke dokter. "Belum pernah ke dokter," kata Surip dengan terbata kepada Liputan 6 SCTV, Kamis (7/4). "Saya mau sembuh, ingin bisa jalan."

Di saat masih banyak rakyat miskin seperti surip yang butuh uluran tangan, para anggota dewan Dewan terhormat justru hendak membangun gedung baru bernilai lebih dari Rp 1,1 triliun.(BOG)


Kesimpulan:
Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan darinya.

Sumber:
http://berita.liputan6.com/sosbud/201104/328486/surip_puluhan_tahun_hidup_lumpuh
0 komentar

Anak Pelihara Hewan Ajarkan Tanggung Jawab

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
31/01/2011 08:44 | Ohio
Liputan6.com, Ohio: Tidak ada yang lebih menawan saat melihat anak-anak dan hewan peliharaan mereka. Merawat hewan peliharaan dapat mengajarkan anak bagaimana berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan vokalisasi, mempelajari keinginan dan kebutuhan, serta belajar tanggung jawab.


"Merawat makhluk hidup di luar dirinya memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengapresiasi secara alami dan meningkatkan aktivitas fisik. Selain itu, ketika ditangani dengan hati-hati, anak mengembangkan kestabilan emosi yang lebih besar dengan mengurus hewan peliharaannya dalam eadaan yang tidak menyenangkan seperti sakit, kecelakaan, atau bahkan kematian," kata dokter hewan Warren Riggle dalam situs sixtysecondparent, Senin (31/1).



Lulusan Ohio State University College of Veterinary Medicine ini mengatakan, hewan peliharaan juga meringankan stres dalam masa-masa sulit, membantu anak-anak berpikiran tenang ketika mereka sakit atau berhadapan dengan tantangan.



Menurut Riggle, rasa cinta, kesetiaan, dan kasih sayang merupakan kebutuhan dasar untuk anak Anda dan peliharaannya. Memiliki binatang peliharaan membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab. Memelihara binatang juga bermanfaat untuk manusia karena adanya perasaan positif tentang hewan peliharaan sehingga memberikan kontribusi kepercayaan diri anak-dan harga diri.



"Jika Anda tidak siap untuk tanggung jawab atas seorang anak kucing atau anak anjing, ada banyak pilihan lain. Ikan, hamster, marmut, dan parkit dapat menjadi pilihan hewan peliharan pertama," ujarnya.



Dengan memelihara hewan, lanjut Riggle, anak-anak belajar untuk memberikan makanan, minuman dan lingkungan yang bersih kepada hewan peliharaan mereka."Ini pelajaran yang sangat berharga dalam hubungan sosial seperti anak tumbuh dan berinteraksi dengan orang lain," imbuhnya.



"Merawat hewan peliharaan bukanlah naluri. Anak-anak perlu diajarkan cara merawat hewan peliharaan mereka dengan mengamati perilaku orangtua mereka," pungkasnya.



Namun orangtua harus tetap waspada dengan memastikan hewan peliharaan mereka itu sehat dan terawat setiap saat. (MEL)



Kesimpulan:
anggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja.

Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan, atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat, dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, dan setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk dari perbuatannya itu.

Sumber:
0 komentar